Kecemasan
Ketakutan
Akan kesepian
Akan kesendirian
Tubuh ini meriang karenanya
Jiwa ini layu seketika
Hati ini meredup tak berdaya
Kalbu ini mengkerut dalam duka
Kucari dalam gelisah
Segala cara tuk membuangnya
Namun tak pernah ada
Yang mampu mengenyahkannya
Hingga suara itu menyapa
Dengan lembut tanpa paksa:
“jadikanlah sholat dan sabar menjadi penyembuhmu…”
Terima kasih, ya Allah
Kau biarkan telinga ini mendengarnya
Kau biarkan hati ini meresapinya
Dan Sang Raga beserta jiwanya
Berkembang lagi menyinarkan asa
Hilang sudah semua rasa
Yang membuat diri terlena
Dalam ketidakdamaian semesta
Bandung, 22 Desember 2006
Terima kasih, Sayang
Semoga kumampu menghayatinya…Amin
Saturday, January 06, 2007
Wednesday, January 03, 2007
A…..hh….
Dulu…
Mimpi itu kau tanamkan dalam mauku
Angan itu kau lekatkan dalam inginku
Asa itu kau tinggalkan dalam hasratku
Kini…
Tak ingin salah itu tertanam dalam hatiku
Tak ingin sakit itu terlekat dalam dadaku
Tak ingin luka itu tertinggal dalam kalbuku
Hingga kumembenci tangan ini
Yang masih saja menari di atas kotak hitammu itu
Kumencela mata ini
Yang tetap saja berlari menampung huruf-huruf indahmu itu
Namun terlarangkah kupendam rasa yang sama
Mampukah diriku menjadi sosok yang baru
Tak hanya dirimu dengan hati yang luka
Di sinilah kuterjatuh menekan kalbu
Apakah kau lelah mengikuti arahku
Apakah aku sudah sedemikian tak acuh
Apakah kau ingin kumerunduk di hembusan nafasmu
Apakah aku tak terdengar mengelukanmu
Apakah kau yakin menebar ceria
Apakah aku menjauhkan bahagia
Apakah kau…..
Apakah aku…..
Apakah…..
Apa……
A…….hh……
Bandung, awal Mei 2005
Sendirinya malam dalam rengkuhan lara
(Diedit kembali awal Desember 2007)
Mimpi itu kau tanamkan dalam mauku
Angan itu kau lekatkan dalam inginku
Asa itu kau tinggalkan dalam hasratku
Kini…
Tak ingin salah itu tertanam dalam hatiku
Tak ingin sakit itu terlekat dalam dadaku
Tak ingin luka itu tertinggal dalam kalbuku
Hingga kumembenci tangan ini
Yang masih saja menari di atas kotak hitammu itu
Kumencela mata ini
Yang tetap saja berlari menampung huruf-huruf indahmu itu
Namun terlarangkah kupendam rasa yang sama
Mampukah diriku menjadi sosok yang baru
Tak hanya dirimu dengan hati yang luka
Di sinilah kuterjatuh menekan kalbu
Apakah kau lelah mengikuti arahku
Apakah aku sudah sedemikian tak acuh
Apakah kau ingin kumerunduk di hembusan nafasmu
Apakah aku tak terdengar mengelukanmu
Apakah kau yakin menebar ceria
Apakah aku menjauhkan bahagia
Apakah kau…..
Apakah aku…..
Apakah…..
Apa……
A…….hh……
Bandung, awal Mei 2005
Sendirinya malam dalam rengkuhan lara
(Diedit kembali awal Desember 2007)
Subscribe to:
Posts (Atom)